Dhita adalah seorang gadis periang yg sedikit tomboy dari
keluarga Karisma, ia jga memiliki kembaran yg bernama Nina yg bersifat
lembut dgn tutur kata yg manis tiap ia berkata. mereka memang berbeda
secara identik & nonidentik. kakak pertama mereka adalah Bisma
karisma ia cukup popular di sekolah nya, dari segi kepintaran, talenta,
bahkan hobby nya
pagi ini, matahari nampak bersinar terang. cuaca yg cerah adalah cuaca favoritenya karna Dhita akan latihan futsal
"Nina..... Dhita.... Bangun, udah pagi nih" ucap seorang wanita paruh baya seraya menggedor pintu kamar mereka
"iya bun! Nina udah bangun, tinggal Dhita yg msih tidur" ucap Nina lembut sambil membuka pintu kamar
"ya ampun! nih anak ga belajar ap dari kakak nya, kalo cwe tidur itu
jgn ngorok si Dhita malah ngorok paling kenceng" omel bunda nya
"Dhita.... bangun udah pagi..... emang kamu tadi malem tidur jam brp sih?" teriak bunda Dhita
"hahh.. ngantuk bun!..." rengek Dhita
"emang kamu tidur jam berapa?" tny bunda ny (lagi)
"jam 4, tadi nonton bola Real Madrid vs Barca" ucap Dhita masih dalam keadaan tidur
"duh! nih anak, pasti ayah sama kakak nya nih yg ngajak Dhita
begadang" omel bunda Dhita pada dirinya sendiri melihat kelakuan anak
gadisnya yg seperti cowo
"udahlah bun! bunda ke meja makan duluan ajh, nanti aku sama Dhita barengan nyusul" ucap Nina menengahi
"ya sudah! ajarin tuh adik kamu, jgn kaya cowo" ucap bunda nya lalu pergi
Nina lalu beranjak ke kamar mandi untuk mandi, setelah semua nya rapi
Dhita masih belum bangun jg. akhir nya Nina mengeluarkan senjata
andalan nya kalo Dhita tidak mau mandi
"Ta, loe ga mw bangun ap?" tny Nina
"ga, masih ngantuk" balas Dhita cuek
"ouh... sayang banget loh, pdhal pgi ini cerah bngt. kya nya enak klo maen futsal" goda Nina, sekejab mata Dhita terbuka
"apa? cerah? asikkk... maen bola, mandi ahh mw cpt2 ke sekolah" ucap Dhita lngsng ke kamar mandi
"beres kan? Dhita, mudah banget sih" ucap Nina
15 menit kemudian, Nina & Dhita menuruni tangga bersama-sama.
terlihat Nina yg menggunakan bando berwarna pink di selingi dengan pita
pink memakai tas sandang berwarna pink dan jam pink yg melingkar indah
di pergelangan tangan kirinya, Nina adalah pinky girl.sedangkan Dhita ia
hanya menguncir rambut ny dgn asalan memakai tas sandang berwarna hitam
dengan bross Barca yg tertempel di bagian depan tas
"pagi ka bun ayah" sapa Nina lembut
"pagiii...." teriak Dhita menyapa orang yg sedang duduk di meja makan
"duh! Dhita, kamu bisa ga sih ga perlu teriak2 kaya gitu? kamu it cwe" omel bundanya
"yah bunda! masa' pagi2 Dhita udah di omelin ga lucu bangt" keluh nya pada omelan bundanya
"ya sdh2 jgn berantem masih pgi jg, skrg mending sarapan. bntr lgi kalian pada telat" ucap ayah Dhita menengahi
selesai makan Dhita di tawarin berangkat sekolah bareng siapa, ayah
atw kakak nya.ia jelas memilih kakaknya, karna kakak nya pergi ke
sekolah menggunakan motor, Dhita lebih senang menggunakan motor drpd
mobil makanya ia memilih Bisma
sampai di sekolah Dhita sudah di sambut oleh teman2nya Reza, Ilham, & Dicky
"hey..."sapa Dhita dengan berteriak
"ga telat?" tny Dicky
"iiiii loe yah! pngen gw telat mulu" kesal Dhita
"iye..iye.. sorry boy" balas Dicky
"oh ya, kita latihan futsal ga?" tny Dhita
"pastilah bro..." balas Reza
"eh kalian pda nonton ga, Madrid vs Barca tdi malem?" tny Dhita
"nonton..!" teriak Ilham
*PLAKK Reza menjitak kepala Ilham
"nonton apaan? loe molor gitu dibilang nonton? pertandingannya belom mulai ajh loe udah ngorok di bahu gw" protes Reza
"heheee... :D" blas Ilham cengengesan kaya kuda, mereka pun membicarakan tentang pertandingan tdi malem
mereka pun bercerita sangat heboh tentang pertandingan tadi malem
smpe tdak melihat jalan dan menabrak guru killer sekolah mereka pak
Rafael, ia guru yg masih muda ganteng charming charming clink tpi syang
ia terlalu killer. menurut cerita, pak Rafael seperti it semenjak
tunangan nya meninggal 2 thn yg lalu di hari pernikahan mereka, maka nya
ia skrg terlalu killer
"hey.." sentak nya pda mereka
"i..i...iya pak" jwb mereka gugup
"kalian it klo cerita ya cerita, klo jalan ya jalan jgn cerita smbil jalan jadi nya nabrak kan" bentak pak Rafael
"iy pak! ampun....." ucap mereka lalu berlari sekencang-kencang nya
"hey...." kesal pak Rafael
hari ini adalah hari pemeriksaan kesehatan diri. tampak dokter &
suster yg memakai pakaian serba putih mendatangi kelas mereka, saat pemeriksaan fisik telah usai.skrg wktunya tes darah. semua
murid nampak tenang, tapi ada 1 siswi yg terlihat takut
"hey.. Dhita, it cek darah tuh" ejek Ilham
"iiii Ilham, udh tw gw tkut jarum suntik. kok kya gitu sih" dumel Dhita
"Ta, benter lagi giliranmu. jgn takut ya :) ntr klo loe mw di ambil darah gw ada di samping loe kok" ucap Nina menenangkan Dhita
"awas ya loe klo ga nepatin janji loe" ancam Dhita pada Nina
"Dhita Trie Karisma silahkan masuk ke dlm UKS" panggil bu Franda
"bu, ibu kan tw klo saya.." ucapan Dhita terpotong oleh bu Franda
"iya, kamu boleh ajak Nina" ucap ibu Franda yg sdh tw mksd omngan Dhita tadi
"hheehhee.. :D ibu tau ajh" ucap Dhita cengengesan sambil berjalan menuju ke UKS
di UKS Dhita tidak mw di ambil drah ia sngat takut, beruntung Nina
banyak akal. ia mengambil sebuah poster pemain Barca yaitu David Villa
"nih Ta, klo loe takut di ambil darah nih loe liatin ajh foto David Villa, pangeran loe" menyodorkan selembar poster
"loe bawa dr rumah?" tny Dhita
"ia, gw kan inget klo hri ini pemeriksaan kesehatan klo loe gw jamin pasti ga inget" ucap Nina
"iy hahahaa.. :D ya udh dok silahkan ambil darah saya, tpi tunggu saya fokus ke poster ini dulu" protes Dhita
saat sedang memerhatikan poster David, dokter dgn siaga menyuntikkan jarum suntik ke lengan kiri Dhita
"GOLLLLLL........!" teriak Dhita saat sedang di ambil darah
"auw.. sakit dok! kan tdi saya suruh tunggu saya fokus sama David kok malah langsung di suntik?" protes Dhita pada dokter
"hahhaaa.. :D kamu it lucu ya, takut di suntik tapi kelakuan kaya cowo" ucap sang dokter
"heh.. klo it sih beda dok" protes Dhita (lagi)
"iya..iya.. sudah skrg giliran Nina yg di ambil darah" ucap dokter
"nah giliran loe, dah yah loe kan ga takut di suntik gw tinggal yah. merinding gw di ruangan ini" keluh Dhita langsung pergi
"tuh anak! tadi giliran dy yg di suntik pegang tgn Nina erat bngt, skrg? ngelonyor pergi" ucap dokter melihat kelakuan Dhita
"dy emg biasa gitu dok" bela Nina
"ya sdh skrg kamu saya ambil darah dlu" ucap dokter lalu mengambil darah Nina
***
keesokan hari nya hasil pemeriksaan kesehatan murid2 SMA 1
akan di bagikan, saat sedang berjalan sendiri di koridor sekolah Dhita
berpapasan dengan dokter sekolah mereka. dokter it terlihat sedih
setelah melihat Dhita di depan nya
"eh dokter, mw bagiin hasil pemeriksaan kesehatan siswa2 ya? klo gitu saya lngsung pergi
ajh" balas Dhita, dokter pun menahan tgn ny & menarik ny ke dlm UKS
"eheheheh... dokter mw ngapain?" tny Dhita yg udh Nethinking
"saya mw bicara soal hasil tes darah kamu & Nina" ucap dokter yg sedikit cemas
"ouh... kirain mw ngapa-ngapain" blas Dhita blak-blakan
"kenapa? Nina sakit? sakit apa? ntr saya ksih tw ortu deh" ucap Dhita enteng
"ini masalah kamu & Nina" blas dokter dingin
"saya? emg kenapa dok?" tny Dhita
"begini setelah periksa kesehatan kemarin saya mengetahui kalo Liver Nina bermasalah" jelas dokter
"ap..apa dok? liver? Nina?" tny Dhita tdak percaya
"iya Ta, penyakit Nina seperti ny sdh mulai parah" balas dokter
"hah? udah parah dok? emg ga ad yg bisa nyembuhin dya dok?" tny Dhita khawatir
"ada jika dy pnya pendonor yg pas" blas dokter
"ouh.. ya udh dok" jwb Dhita hendak pergi dengan kepala tertunduk lesuh
"kamu ga mw tw tntg yg kamu?" tny dokter langsung
"yg saya?" tny Dhita bingung
"iy" ucap dokter
"saya sakit? ga mungkin bngt deh dok, secara saya kan aktif & gimana gitu" ucap Dhita
"kamu terkena Kanker Otak stadium 3" blas dokter langsung
"hah? apa dok? saya ga salah denger?" ucap Dhita tdak percaya
"iya Ta. penyakit bisa tumbuh pada siapa saja & bisa menular pada
siapa saja, walaupun kamu org nya aktif & periang" jelas dokter
"hmm... dok saya boleh minta 1 permintaan ga?" tny Dhita
"apa it Ta?" jwb dokter
"tolong sembunyiin ini dari Nina, ka Bisma, & tmn2 saya yg lainnya" pinta Dhita
"tapi Ta.." ucapan dokter terpotong
"dok,! saya mohon Nina sdg sakit masa' mereka jg harus tw tntg saya? .
emg dokter mw bwt mereka kepikiran saya terus? ga kan!" ucap Dhita
"ok, tapi klo ad ap2 kamu tanggung sendiri ya" jwb dokter
"siap dok! makasih, saya pergi dulu. oh ya surat tes hasil kesehatan nya?" ucap Dhita mengingatkan
"ini simpan baik2 & usahakan rutin berobat ke RS" saran dokter
"okokok..." jwab Dhita lngsng pergi
***
di rumah Dhita, semua keluarga nya sedang berkumpul di ruang
keluarga. Dhita ingin memberitahu tntg penyakit yg di derita Nina
sedangkan penyakit nya ia tidak ingin membahas nya
"bun, ayah, ka Bisma, Nina" sapa Dhita pada keluarga nya
"kamu kenapa? tumben ga teriak2? biasa nya dtg2 bwa kehebohan" sindir bundanya
"ini, aku bawa surat kesehatan dari dokter sekolah tadi" ucap Dhita murung sembari menyodorkan surat itu ke ayahnya
"hah? Nina sakit?" tnya ayahnya tak percaya saat membaca surat it
"apa?" tny Bisma yg ikut2an tidak percaya
"astaga!" bunda Dhita langsung meneteskan air mata
"apa? aku? sakit? sakit apa yah?" tny Nina yg jga meneteskan air mata
"kamu sakit liver" ucap ayah Dhita yg jga meneteskan air mata
"adikku, kenapa kamu harus menderita seperti ini" keluh Bisma pada nasib yg dialami adiknya Nina
"baru Nina ajh keluargaku udh pda sedih, gmn klo mereka tw tntg penyakit gw? mungkin mereka lebih dr ini" batin Dhita
***
keesokan hari nya, bunda Dhita tidak membangunkan Dhita, hanya Nina
yg ia khawatirkan. sepanjang pagi, ayah, bunda, & ka Bisma hanya
memperhatikan Nina
"bunda! kenapa ga banguni aku?" omel Dhita pda bundanya
"kamu kan sudah besar mandiri sedikit, lgian bunda lgi sibuk ngurusin kk kamu Nina" balas bunda nya acuh
"bunda kok gitu sih?" kesal Dhita pada perlakuan bunda nya
setelah selesai sarapan, Dhita bingung karna tidak melihat Bisma naik motor. Bisma malah naik mobil ayahnya bersama dgn Nina
"kak Bisma ga naik motor?" tny Dhita pada kakaknya
"ga, gw mw deket sama adek gw" balas Bisma cuek
"lah.? gw kan adek loe kak?" tny Dhita bingung
"maksud gw it Nina bukan loe, lagian loe kan sehat" jwab nya
"klo gitu gw bwa motor loe ya?" tny Dhita
"bawa ajh, gw ga masalah" balas nya acuh
"tpi kak, loe kan tw gw ga bisa pke motor bercoplink?" ucap Dhita
"teruz? masalah bwt gw? kan loe yg ga bisa it si derita loe. dah lah
gw mw msuk mobil ntr telat" jwb nya langsung msuk ke dlm mobil
"ih dipikir gw ga bisa ap bawa motor sport kaya gini?" batin Dhita kesal
karna ia benar2 tidak bisa menggunakan motor bercoplink, di tengah
jalan motor yg ia kendarai menabrak motorsampah yg tengah lewat di dpn
ny. sontak, Dhita pun terpental masuk kedalam motorsampah
"auw..." rintih Dhita saat berada di atas tumpukan sampah
"maaf mbak, mbak gpp kan?" tny tukang smpah tersebut
"gpp kok, emg salah saya" ucap Dhita sambil merbersihkan diri dari
bekas sampah2 yg masih menempel pada seragamnya,ia pun melirik jam tgn
"ya ampun! telat gw" ucap Dhita panik
sesegera mungkin ia melajukan motor Bisma menuju SMA 1. saat dy sampe, temen2 ny sdh mengunggu nya seperti biasa
"hay guys" sapa Dhita pada temen2 ny, namun mereka tak menghiraukan sapaan dr Dhita
"hey... kalian kenapa sih? gw di kacangi ga enak tw" ucap nya kesal
"kita lagi nungguin Nina Ta" ucap Dicky
"hah? Nina? tumben kalian nungguin dy? biasa ny kan nungguin gw" celoteh Dhita
"kita, satu sekolah udh pda tw ap yg di derita Nina" ucap Reza langsung
"hah? udh pada tw? emg kalian tw drmn?" tny Dhita kaget
"Bisma bwt stat di fb nya" jwab Ilham
"eh tuh Nina dtg" ucap Ilham seraya menunjuk mobil yg baru masuk ke pekarangan sekolah
mereka pun langsung berlari menghampiri mobil yg baru dtg & meninggalkan Dhita tnpa pamit
"SHIT! gw di acuhkan" ucap Dhita kesal pda dirinya sendiri. saat ia
melihat ke arah mobil nampak bundanya turun dr mobil & memberikan
kecupan kening
"WHAT? bunda? ngapain coba disini? bunda ajh ga pernah nganterin gw sekolah kok Nina malah di anterin sih" keluh Dhita
"kenapa sekarang dunia gw udh berubah?" lirih nya pada diri sendiri
"eh loe kok bau bngt?" tny seseorg yg lwt dket Dhita
"iye, tdi gw nyemplung ke baksampah" blas Dhita cuek & pergi ke kelasnya
mulai hari itu, hari2 Dhita berubah 180 derajat. ia semakin hari
semakin tak di hirau kan keluarganya mereka sibuk mengurusi kesehatan
Nina sehingga tdak ad wktu untuk Dhita
***
3 bulan kemudian
dikelas bu Franda sudah siap untuk mengajar, tapi saat sedang ingin menerangkan pelajaran. Nina mengeluh kesakitan
"bu.... sakit...." ucap Nina lirih sambil memegang perut sebelah kanan
"kamu kenapa? kambuh?" tnya bu Franda cemas
"ya sudah Dicky, antar Nina ke UKS" perintah bu Franda pada Dicky, seketika it Dhita jga merasa kesakitan
"auw..." rintih nya seraya memegang kepala
"kamu kenapa?" tnya bu Franda dgn sedikit membentak
"kepala saya sakit bu" ucap Dhita seraya menahan sakit
"kamu bohong! apa tujuan kamu sebenarnya membohongi saya?" tny bu Franda naik darah
"beneran bu, saya ga bohong" ucap Dhita bergetar hampir menangis
"ok! karna kamu udah mempermainkan ibu, skrg kamu di hukum di koridor" bentak bu Franda
saat di koridor, Dhita terus menahan kesakitan nya hingga ia
menangis. setelah mengantar Nina ke UKS, Dicky melihat Dhita yg tengah
di hukum di koridor sekolah ia merasa iba melihat Dhita yg menangis,
saat hendak mendekati Dhita tiba2 dokter UKS menghampiri Dhita dgn
sekejab Dicky bersembunyi di balik dinding yg berada di sebelahnya
"kamu kenapa?" tnya dokter it
"kepalaku sakit dok..." ucap Dhita bergetar
"kamu udh check up ke RS?" tny dokter
"belom, aku ga mw check up. psti di suntik" balas Dhita
"jgn gitu donk, ntr klo penyakit kamu tmbah berkembang biak gmn?" tny dokter
"barin lah dok, semua manusia jga bakal mati kan?" ucap Dhita menyangkal
"kamu jgn gitu, skrg wktunya keluargamu tw" ucap dokter
"jgn dok..ja.." ucapan Dhita terputus karna ia pingsan di dekapan dokter it dengan darah yg mengalir dri hidungnya
"astaga!"ucap dokter sembari menggendong Dhita ke UKS
di UKS, Nina melihat Dhita di gendong oleh dokter & merebahkan nya di bed UKS yg bersebelahan dgn bed yg Nina pake
"Dhita kenapa dok?" tny Nina sambil meringis
"Dhita kambuh" ucap dokter
"hah? apa dok? kambuh? emg Dhita sakit ap?" tny Nina lgi
"ga...ga kok.. gw gpp, si dokter sotoy" ucap Dhita menyelah yg sdr sadar dri pingsannya
"tapi Ta" ucapan dokter terpotong, krn ortu Dhita & Nina dtg bersama Bisma
"dokter gmn anak saya" ucap ayah Dhita bertanya dengan kekhawatiran yg luar biasa
"itu Dhita" ucap dokter sambil menunjuk Dhita
"bukan Dhita, tapi Nina" balas ayah Dhita, langsung
"ouh, Nina ya? itu di sebelah bed Dhita" ucap dokter lagi
"kalo gitu, kami akan membawa Nina ke rumah sakit" ucap bunda Nina
"bagaimana dengan Dhita?" tny dokter
"Dhita? dia it tidak sakit, hanya cari perhatian kalian saja" jawab bunda nya ketus
"BUNDA" batin Dhita lirih
mereka pun pergi ke rumah sakit membawa Nina yg sedari tadi
kesakitan. sedangkan Dhita ia tidak di hiraukan, hanya dokter sekolah yg
tau, penyakit nya. tapi di luar UKS ada seseorang yg dari tadi
mengintai mereka lewat jendela
"dok!" panggil Dhita lirih pada dokter sekolah nya
"apa Dhita?" tny dokter it
"apakah, jika mereka tau tentang penyakitku mereka akan meluangkan
sedikit waktu mereka untuk ku, untuk hari2 terakhirku berada di dunia
ini" ucap nya lirih tanpa sadar
"kalo it memang yg kau ingin kan beritahulah kepada mereka tentang penyakit itu" ucap dokter memberi saran
"seperti nya sudah terlambat" ucap Dhita
"kenapa?" tny dokter
"kalo mereka tau sekarang. ga ada guna nya lgi dok, paling mereka nganggep aku pembohong seperti biasa nya" keluh Dhita
***
hari ini adalah hari pertandingan futsal terakhir Dhita, ia ingin
keluarga nya dapat melihat pertandingan terakhir nya sebelum ia keluar
dari tim futsal nya
"ayah, bunda, ka Bisma klian mau kan menghadiri pertandingan terakhirku?" tny Dhita
"pertandingan terakhir emang kamu mau keluar dri tim futsalmu?" tny bundanya tnpa melihat Dhita
"iya bun! aku udah mutusin buat keluar dari tim" balas nya lirih
"baguslah, akhirnya kamu sadar juga, kalo cwe tuh tempatnya bukan di lapangan tpi di dapur" jelas bundanya ketus
"ya Tuhan! kenapa mereka tidak ada yg peduli padaku lagi setelah tau penyakit Nina?" batin Dhita bertanya
"apa mereka tidak mengkhawatirkan kesehatanku?" batinnya lagi
"apa ini memang takdir yg harus aku lewati?" batin Dhita menangis
sore harinya, Dhita menunggu keluarganya untuk menghadiri
pertandingan terakhirnya. tapi sampai pertadingan selesai. keluarganya
tidak kunjung datang. ia kecewa karna kemenanggan terakhirnya ia
persembahkan kepada keluarga nya sebelum ia meninggalkan dunia
"ayah & bunda kenapa ga nonton?" tny Dhita pada dirinya sendiri saat sedang menyusuri terotoar
"hay" sapa seseorang yg ia kenal
"Dicky?" tny Dhita
"eh loe, sendirian ajh? lesuh bngt, kan tadi menang?" tny Dicky
"ouh.. itu.. gw lagi ga semangat ajh" jawabnya dingin
"gimana klo kita ke taman kota dulu?" saran Dicky
"boleh juga, skalian ngilangin galau" ucap Dhita
"oke!" jawab Dicky
mereka pun pergi ke taman kota yg terletak di tengah2 kota. Dicky
seperti ingin menanyakan sesuatu ke Dhita tapi ia terlihat masih ragu.
Dhita yg tau maksud raut muka Dicky menanyakan nya pada Dicky
"Dick" tanya Dhita
"hmm kenapa?" tny Dicky gugup
"loe kenapa sih dari tadi terlihat gelisah gitu" keluh Dhita pada Dicky
"ouh, masalah it, gw mau nanya ke loe tpi loe jgn marah ya?" ucap Dicky ragu
"iya, kenapa?" tny Dhita
"hmm.." Dicky pun menghembuskan nafas berat
"kenapa?" tny Dhita
"loe sakit ya?" tny nya langsung, seketika raut muka Dhita berubah 180 derajat
"loe tau dari mana?" tny Dhita pelan
"gw... tau sendiri" balas Dicky
"ouh" jawab Dhita singkat
"hah? cuma oh?" tny Dicky bingung
"iya, emg napa? loe kan udh tau jadi mw di apain lgi?" tny Dhita
"iy, gw tw loe skit. tpi gw ga tw loe skit ap" balas Dicky
"hmm.. Dicky..Dicky.. kepo bngt sih loe" ucap Dhita bercanda
"yaudah, gw sakit kanker otak stadium 3, eh kta dokter sekolah kita mungkin udah nambah
deh stadium brp ya? ga tw gw abis gw ga pernah check up ke dokter" balas Dhita enteng. Dicky pun membulatkan
mata
"apa? kanker otak? stadium 3?" tny Dicky terkejut
"eh gw ga tw stadium brp. krn gw males check up ke rumah sakit" ucap
Dhita sambil memainkan gntgan kunci yg tertempel di tas Dicky
"tapi, kenapa mereka semua ga tw?" tny Dicky dingin
"ouh, simple! gw ga mw nambah beban mereka. lagian Nina kan skit" balas Dhita
"tapi Ta, loe lebih parah dri Nina" ucap Dicky
"udhlah. ga perlu bahas masalah ini, dan gw ga mw ka Bisma tw tntg ini" ucap Dhita langsung pergi
"Ta.. Dhita..Dhita..." teriak Dicky memanggil namanya, Dhita hny terus berjalan tnpa menoleh
***
Dhita pun pulang ke rumahnya. di sana nampak ayah & bunda nya sedang serius di ruang tamu
"aku pulang!" teriak Dhita
"ayah sama bunda kenapa?" tnya Dhita
"kamu darimana? kenapa bru pulang?" tny ayahnya sinis
"aku baru pulang dri pertandingan futsal, oh ya aku yg membawa timku menang yah" ucapnya membanggakan kemenangannya
"sudah2 ayah tidak mw dengar tntg futsal lagi. skrg kamu pergi ke
kamarmu. oh ya nnti kamu & Bisma dtg ke rumah sakit sm*shblast,
Nina skrg lgi kritis di sana" ucap ayahnya
"apa yah? Nina skrg di rumah sakit?" tnya Dhita
"iya. skrg kami lgi pusing mencari pendonor liver yg pas untuk Nina" tambah bundanya
"ya udh aku ke kamar dulu" ucap Dhita yg lngsng pergi ke kamarnya
"aku akan menelfon dokter Rangga (dokter sekolahnya)" batin Dhita
~~~*via telfon*~~~
"hallo? dokter?" tny Dhita pada org di sebrang sna
"iya kenapa Ta?" balas org it
"dok! aku udah mutusin bwt donorin liver aku bwt Nina bntr lgi kita ketemuan di rmh skit sm*shblast ya" ucap Dhita di telfon
"apa?" tanya dokter terkejut
"udhlah dok, ga guna aku hidup lagian aku udh ga di anggap di rmah ini" balas Dhita
"tapi Ta..tut..tut..tut.."telfon seketika terputus
"ya ampun, anak ini emg nekad. skrg mending saya susul dia di rumah sakit" batin dokter tersebut
dengan cepat Dhita pergi ke rumah sakit. dia juga membawa sebuah
amplop putih di kantong jaketnya. saat di rumah sakit, terjadi
perdebatan antara Dhita dgn dokter Rangga.Dhita yg terus mendesak dokter
Rangga agar mw menanda tangani surat persetujuan operasi tpi dokter
Rangga tetap tidak mw. hingga akhir nya Dhita memelas cukup lama &
Rangga pun tidak bisa berbuat lebih banyak. secepat mungkin operasi
dilakukan agar nyawa Nina selamat.
di kamar rawat Nina seorang suster dtg memberitahukan, kepada
keluarga Nina. bahwa ada seseorang yg sedang sekarat ingin mendonor kan
liver nya
"permisi pak,bu!" ucap suster tsb
"iya? kenapa sus?" tny bunda Nina tegang
"begini kami baru mendapat pendonor liver yg cocok untuk Nina kebetulan dia skrg lgi sekarat" jelas suster it
"ap sus? anak saya dapat pendonor?" tny ayah Nina tidak percaya
"iya. beliau ingin agar operasi dilakukan malam ini, apa keluarga bapak setuju?" tny suster it
"iy sus, saya sangat setuju" balas ayah Nina senang
"klo begitu, tolong tanda tangani surat persetujuan operasi ini" ucap
suster it sambil menyodorkan kertas putih yg berlabel rumah sakit
"nih, sudah saya tanda tangani. tolong secepatnya dilakukan" ucap ayah Nina sambil mengembalikan surat it
"oh ya! siapa orang yg berhati malaikat yg mw mendonorkan liver nya untuk anak saya?" tny bunda Nina langsung
"beliau tidak ingin identitasnya di ketahui, kami akan memberitahukan
identitas beliau setelah operasi ini selesai" balas suster it
"oh,.. baik nya orang it" puji bunda Nina
tidak lama setelah suster it keluar dari kamar rawat Nina, Bisma
& Dhita dtg. mereka terkejut dgn keluar nya suster dri kamar Nina,
mereka berfikir klo Nina ada apa2
"yah,bun Nina kenapa?" tny Bisma spontan dgn cemas
"Nina gpp kok" balas bundanya tenang
"tapi tadi, aku liat suster baru keluar dari kamar ini" ucap Dhita
"oh! Nina akan bersama kita lebih lama lgi" ucap ayah nya menambahkan
"hah? maksudnya?" tnya Bisma
"adik kamu mendapat pendonor liver yg cocok, & operasinya akan di laksana kan malam ini" balas ayahnya senang
"apa? pendonor? makasih ya Tuhan!" ucap Bisma bersyukur
"hmm... aku seneng liat keluargaku bahagia kaya gini walaupun mesti
ngorbanin nyawa aku. thank God you have to get me good family" batin
Dhita
"hmm... yah,bun,ka kita jalan2 yuk.. udah lama ga ke taman bareng" ucap Dhita manja
"ih apa sih kamu manja bngt deh" keluh bundanya
"yah bunda, kok gitu sih? kan ntr malem anak kesayangan bunda bakal
di operasi. ini sebagai rasa syukur deh" rengek Dhita pada bunda nya
"ya sudah. tapi cuma 1 jam, soalnya kasihan Nina sendirian di rumah sakit" ucap ayahnya menambahkan
"siap deh boss, lagian Nina kan skrg lgi sama dokter ga bakal ilang deh" ucap Dhita
mereka pun pergi bersama Dhita, terlihat seperti anak kecil yg haus
kasih sayang. Bisma yg menyadari itu merasa canggung dgn kelakuan Dhita
yg buasanya cuek jadi manja
"eh Ta, loe kenapa? tumben bngt gitu manja?" tny Bisma
"ouh, ga kok kak gpp lgi pengen ajh" balas Dhita mengelak
"hmm loe kaya apaa gitu" ucap Bisma
"dah lah kak :)" balas Dhita
mereka menghabiskan wktu kurang lebih 2 jam. ayahnya yg baru
menyadari bahwa mereka bersenang2 sudah lama langsung marah kepada Dhita
"kamu sengaja ya? ngajak ayah sama bunda?" tny ayahnya membentak
"ayah kenapa?" tny Dhita tidak tahu
"ga ush pura2 ga tw, kmu it lgi mengalihkan perhatian kami ke kamu iy kan? kamu iri sama Nina kan? iya? jawab?" sentak ayahnya
"ga yah! aku ga ad maksud apa2 cuma kangen sma keluargaku yg dulu yah!" ucap Dhita lirih
"alah, alesan kamu, ayo Bisma kita kembali ke rumah sakit Nina kan lgi kritis" ucap bundanya
"ayah,bunda, ka Bisma" panggil Dhita lirih
"maaf, gw udh ga bisa percaya loe lgi" ucap Bisma langsung pergi
"kak..... ayahhhhh... bundaaa..." teriak Dhita lirih di tengah taman
"Tuhan! kenapa? di akhir hayat gw,gw ga bisa bersenang2 sma keluarga
gw, malah gw di sangka yg buruk2" batin Dhita terus menangis
"Tuhan, jikalau engkau menjemputku nanti. aku tidak ingin ada air
mata yg menetes atas kepergianku, biarkan mereka seperti ini.seperti
mereka memperlakukanku sewaktu hidup" batinnya lgi
"oh ya, sudah jam segini aku harus kembali ke rumah sakit untuk
menjalan kan operasi setengah jam lgi" ucap Dhita pada dirinya sendiri,
dan beranjak pergi ke rumah sakit
di rumah sakit dokter Rangga sudah menunggu nya di ruang yg sudah di sediakan. dokter Rangga masih terlihat ragu dgn operasi ini
"Ta, apa kamu benar mw melakukan ini?" tny dokter Rangga ragu
"ini demi Nina dok, lgian ortu saya akan merasa kehilangan jika Nina
yg pergi. klo aku kan ga ada peduli" ucap Dhita sambil tertawa kecil
"saya tahu kamu berat melepaskan kehidupan kamu Ta" batin dokter Rangga
"oh ya dok! tolong kasih surat ini buat keluarga saya, setelah saya di makamkan" ucap Dhita tersenyum
"apa?" tanya dokter Rangga terkejut
"iya" balasan singkat dari Dhita yg seketika itu wajah nya berubah murung
operasi pun di laksanakan.saat sedang berjalannya operasi, Bisma
tidak sengaja melihat Dicky di koridor rumah sakit ia tampak khawatir,
Bisma pun menghampirinya
"hay Dick" sapa Bisma
"Bisma? mampus gw" batin Dicky lalu berlari
"Dicky kenapa lari? takut? sama siapa?" tny Bisma pda dirinya sendiri
"oey, Dick tunggu gw" ucap Bisma mengejar Dicky
"ga,.. gw ga tw apa2 soal Dhita" ucap Dicky setelah tertangkap Bisma
"hah? Dhita? emg kenapa dia?" tny Bisma
"hah? Bisma masih blm tw?" batin Dicky
"oy,.. gw ngmng di kacangin sial loe" ucap Bisma kesal
"egh.. oh ya gpp gpp ga ad ap2 kok" ucap Dicky gugup
"loe ngapain ke sini?" tny Bisma
"mw liat Dhita lah" ucap Dicky
"ups..."seketika Dicky membekap mulutnya dgn tngannya sendiri
"apa? liat Dhita? emg Dhita sakit?" tny Bisma
"ga kok, Dhita gpp gw cuma salah bilang ajh" ucap Dicky gugup
"ouh,.. ya udh" balas Bisma lalu pergi
"huft.... untung ga ketahuan" ucap Dicky bersyukur
"ketahuan apa?" tny Bisma yg sudah berdecak pingang di depan Dicky
"Bisma? loe tadi kan..."ucap Dicky terpotong karna Bisma
"iya, gw kan cuma bohongi loe doank" blas Bisma
"sekarang loe ga bisa mengelak dri gw, apa sebenernya yg loe sembunyiin dr gw?" tny Bisma
"ga kok" ucap Dicky
"oh ya! klo gitu yuppi loe gw makan" ucap Bisma sambil memamerkan 10 bungkus yuppi ukuran jumbo
"itu kan yuppi gw, loe dpt dr mn?" tny Dicky panik
"iya ini yuppi loe, gw dpt dri tas loe. gw bolongin tas loe bagian
bwah jadi semua barang loe tuh berhamburan di belakang" ucap Bisma
menunjuk brg2 yg ada di blkg Dicky
"BISMA........!" pekik Dicky
"apaaaaaa..." balas Bisma berteriak
"loe gila ya, tas gw baru tahu. nyokap gw belinya dari Brazil, ini tas kesayangan gw ini tas futsal gw" maki Dicky pada Bisma
"terserah loe! loe yg cari gara2 sama gw, loe jg kan yg sensara" ucap Bisma tanpa rasa bersalah
"gw salah ap sih sama loe" ucap Dicky lirih
"ada rahasia yg loe sembunyiin dri gw, dan itu tentang Dhita adek gw.
gw mw tw ap yg sebenarnya terjadi" ucap Bisma yg mulai serius
"tapi Bis" ucapan Dicky terpotong karna melihat Bisma yg mulai memakan yuppi milik Dicky
"JANGAN....!" pekik Dicky
"terserah gw!" balas Bisma acuh
"ya udh gw kasih tw, tpi loe jgn makan yuppi2 gw" ucap Dicky lirih
"bagus..!"ucap Bisma memakan 1 buah yuppi
"masih di makan jg" batin Dicky kesal
"apaan yg sebernanya terjadi" ucap Bisma seraya memakan yuppy
"Dhita sakit kanker stadium 3" ucap Dicky
"apa?uhuk..uhuk.." tanya Bisma terkejut
"iya, dia sakit" balas Dicky
"kenapa kami ga di ksih tw?" tanya Bisma
"dia ga pengen nambah beban keluarga kalian, apa lgi skrg Nina jg skit kan?" ucap Dicky
"tapi kenapa loe tw?" tny Bisma lgi
"gw tw dari dokter sekolah kita, dokter Rangga" jawab Dicky
"sekarang Dhita nya mana?" tanya Bisma
"ada di dalam ruang operasi, bersama Nina" ucap Dicky
"apa? jadi Dhit..Ta yg donorin livernya?" tny Bisma kaget
"iya. loe mesti sabar yah, gw bakal kabarin mereka (sahabat Dhita)
setelah Nina sadar.loe jgn kasih tw ortu loe tntg ini biar dokter Rangga
yg ngasih tw" nasehat Dicky
"tpi Dick?" ucapan Bisma terpotong karna Dicky
"udah lah.biarkan ini terjadi sesuai rencana Dhita" ucap Dicky menepuk pundak Bisma pelan lalu pergi
"apa? kedua adik gw skrg ada di 1 ruangan yg sama, yg satu lgi
bertahan hidup yg satunya? lagi memperjuangkan saudarinya hidup" batin
Bisma
"Dhita emg baik, gw bangga jdi kakak loe. maaf gw akhir2 ini ga percaya & peduli sama loe" batin Bisma (lagi)
***
operasi pun berjalan lancar, Nina di nyatakan sembuh total. tpi sang
pendonor sudah tiada, ia tiada sambil tersenyum puas.ketika mengetahui
pendonor Nina telah tiada Bisma tak dapat menahan air matanya sekejab
air matanya mengalir deras. bunda nya yg melihat Bisma menangis di
koridor rumah sakit bingung
"kamu kenapa Bis? kan adik kamu udah menjalani operasi & melewati masa kritis kok kamu nangis?" tnya bundanya
"ga kok bunda, Bisma lgi mikir ajh sama pendonor nya Nina, gmn dengan keluarga yg ditinggalkan" jelas Bisma
"mereka pasti udh meng-ikhlaskan kepergian nya, lagian dia juga kan
kata dokter dalam keadaan sekarat. tpi kenapa sampai skrg bunda ga liat 1
pun anggota keluarga dia yah?" tnya bundanya
"itu karna kita keluarganya" batin Bisma lirih
"eh, sudah berhenti nangisnya. skrg kamu liat adik kamu sana. oh ya Dhita mana?" tny bundanya
"Dhita? ga tw bun" dusta Bisma
"anak itu selalu menyusahkan keluarga ini" keluh bundanya
mereka pun berkumpul bersama di ruangan rawat Nina. keesokan harinya
Nina sdh sadar dri pengaruh obt bius saat melakukan operasi. saat mereka
semua sedang berkumpul, dokter Rangga datang dengan menggunakan pakaian
serba hitam. Bisma & Dicky melihat itu sudah bisa menebak sesuatu
yg telah terjadi
"permisi!" ucap Dokter Rangga
"iya, kenapa dok?" tnya ayahnya Dhita yg sdah mengenal dokter Rangga sebelum nya
"saya ingin menyampainkan sesuatu" ucp dokter Rangga
"saya ingin bertanya, kenapa dokter pake pakaian hitam ke rumah sakit? emg ada yg meninggal?" tanya Nina
"saya baru selesai ikut pemakaman" jwab dokter
"oh kami turut berduka cita ya" ucap bunda Dhita
"oh ya! apa yg ingin anda sampaikan pada kami?" tnya ayah Dhita
"ini silahkan baca" ucap dokter Rangga sembari menyodorkan secarik kertas
isi suratnya
hay ayah bunda & semuanya
ketika kalian baca ini aku pasti udah tenang di tempat yg sangat jauh
oh ya gimana keadaan Nina? semoga baik2 ajh
aku cuma mau bilang
maaf aku ga pamit sama kalian saat aku pergi. tapi aku senang udah bisa berguna bagi keluarga ini
hmm ayah bunda piala di kamar aku, itu piala kemenang tim futsal kami,
jadi itu adalah kenang-kenangan dari aku
maaf aku ga bisa jadi putri yg baik bagi ayah & bunda
tapi aku berharap semoga Nina bisa :)
oh ya ka Bisma harus janji sama aku mau jaga Nina sampai kapan pun
maaf juga kalian ga bisa ngikutin acara pemakaman ku
aku ga pengen kalian meneteskan air mata di makamku
aku senang bisa jadi bagian dari keluarga Karisma
semoga di kehidupan berikutnya aku bisa bersama kalian lagi
sebenarnya banyak yg ingin aku tulis, tapi kepala aku udah sakit maaf ya
ayah bunda ka Bisma & Nina (dercak darah)
salam kasih
Dhita
"apa maksud surat ini Rangga?" tanya ayahnya tak kuasa
"Dhita telah tiada, saya baru pulang dari acara pemakamannya" jelas dokter Rangga
"tapi kenapa? kenapa kamu ga ngasih tw saya?" tnya ayahnya
"ada apa sebenarnya?" tanya bundanya
"Dhita mengalami kanker otak stadium lanjut, sebenarnya 3 bulan lalu
kanker otak itu baru stadium 3 tapi karna ia jarang mengontrol kondisi
kesehatannya, kanker otak itu berkembang biak dgn cepat &
menggerogoti tubuhnya. sebelum ia benar2 meninggalkan dunia ini, ia
ingin berguna bagi keluarga Karisma dgn cara mendonorkan livernya untuk
Nina ia ingin menyelamatkan nyawa saudarinya" jelas dokter Rangga
"kenapa? kenapa kamu ga ngasih tw kami sebelum acara pemakamannya di mulai" tanya bundanya yg sdh mengeluarkan deraian air mata
"Dhita berpesan pada saya, sebelum acara pemakamannya selesai.ia tidak ingin 1 pun anggota keluarganya tau" ucap dokter Rangga
"tolong, antar kami ke makam Dhita" ucap Nina
"baiklah, tapi ia berpesan ketika di depan makam nya kalian tidak
boleh meneteskan air mata, karna ini permintaan terakhrnya" pesan Rangga
"baiklah" ucap semuanya serentak
mereka pun pergi ke makam Dhita di sana terpampang foto Dhita dgn
senyum penuh kelegaan. ortunya hampir meneteskan air mata tapi Rangga
dgn cepat mengingatkan, semuanya nampak menyesal dgn perlakuan mereka ke
Dhita. tpi it sudah berlalu dan tak bisa di ubh
takdir sudah ada yg mengatur, kita hanya menjalankan nya mau
bagaimana? sesuai takdir atw menurut kita baik meski harus mengubah
takdir?
skrg hanya diri kalian yg bisa mengubah takdir atw berjalan sesuai dgn takdir
thanks for reading :)